Bertempat di halaman Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Sekretaris Dinas Kehutanan memimpin Upacara Bendera Peringatan Hari Bhakti Rimbawan Tingkat Provinsi Riau Tahun 2016; Rabu, 16 Maret 2016. Para peserta berasal dari seluruh Instansi yang membidangi kehutanan di Provinsi Riau termasuk UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Turut hadir dalam acara dimaksud, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Kepala Kantor UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Tema yang diangkat pada peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-33 Tahun 2016 ini adalah “Dengan Etos Kerja dan Jiwa Korsa Rimbawan, Kita Tingkatkan Integritas Rimbawan Indonesia”. Selain upacara bendera, dalam rangkaian peringatan hari Bhakti Rimbawan Tahun 2016, diselenggarakan berbagai acara lomba untuk meningkatkan jiwa korsa rimbawan. Rangkaian peringatan hari Bhakti Rimbawan Tahun 2016, diakhiri dengan penanaman pohon di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim.
Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Riau selaku Pembina Upacara, menyampaikan pidato tentang kemajuan pembangunan lingkungan hidup kehutanan dan dinamika yang terjadi. Dalam sambutannya, Pembina Upacara juga menyampaikan pesan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk para rimbawan di seluruh Indonesia. Isi pesan adalah sebagai berikut:
- Sektor kehutanan dengan keanekaragaman potensi kekayaan sumberdaya alam di dalam kawasan hutan seluas 130 juta hektar, dan fungsi pokok sebagai sistem penopang kehidupan, selayaknya diperankan mendukung sasaran pokok pembangunan nasional. Sektor kehutanan pernah memiliki peran utama dalam pemulihan perekonomian nasional pada era tahun 1970-an sebelum “bonanza” minyak dan gas bumi. Meskipun sudah surut secara faktual, potensi perekonomian sumberdaya hutan masih tetap tersimpan, disamping peran sentral perlindungan lingkungan hidup yang tidak boleh terputus dan sesuai mandat konstitusional untuk lingkungan yang baik bagi warga negara.
- Dalam mewujudkan pola pengelolaan kehutanan dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, sejalan dengan Nawa Cita pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, seraya terus menerus kita lakukan konsolidasi dan semakin mematangkan internalisasi jati diri rimbawan, yang tidak lain adalah Sembilan nilai dasar rimbawan, yaitu: Jujur, Tanggung jawab, Disiplin, Ikhlas, Visioner, Adil, Peduli, Kerjasama dan Profesional.
- Beberapa permasalahan kehutanan saat ini antara lain adalah:
- Pemahaman dan pemaknaan yang salah tentang sistem alam,
- Kebijakan yang tidak tepat, terutama tidak konsisten dalam 4 (empat) pilar pembangunan berkelanjutan (lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi),
- Pengelolaan hutan yang tidak lestari.
- Namun demikian, beberapa hal sedang berproses di dalam Kementerian LHK yang kemudian menjadi Hints atau artikulasi kerja untuk mengantisipasi permasalahan kehutanan tersebut, yaitu :
- Kebijakan alokasi sumberdaya (lahan) hutan, pendekatan kebijakan alokatif dalam keseimbangan dan daya dukung ekosistem, keberpihakan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat dalam format tata kelola hutan (forest governance).
- Persoalan pokok perubahan iklim, aktualisasi lapangan, faktor kesulitan mitigasi dan upaya mainstream pengendalian perubahan iklim serta kebijakan low carbon economy.
- Konservasi dan keseimbangan dalam pemanfaatan hutan dengan nilai tambah ekonomi dan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional.
- Produksi hutan dan kontribusi pembangunan sosial ekonomi dan kesejahteraan rakyat,
- Agenda pencapaian kualitas lingkungan dalam perspektif sosial, yakni Lingkungan yang bersih dan baik untuk kesehatan manusia.
- Untuk mencapai artikulasi yang tepat dan berbagai situasi yang ada secara nasional, maupun di berbagai daerah, diperlukan sinergi semua elemen dalam jajaran kehutanan dan lingkungan, dengan rimbawan sebagai penggeraknya (prime mover).